PSG vs Inter Milan: Final UCL Munchen, Deja Vu Prancis & Italia!

Munchen akan kembali menjadi saksi bisu pertemuan dua raksasa sepak bola Eropa. Tiga puluh tahun setelah final ikonik antara Marseille dan AC Milan, kota ini bersiap menyambut duel sengit antara Prancis dan Italia di ajang Liga Champions. Kali ini, Paris Saint-Germain (PSG) dan Inter Milan akan beradu kekuatan di Allianz Arena.

Pada Kamis, 08 Mei 2025, Parc des Princes bergemuruh. PSG berhasil menyingkirkan Arsenal dengan skor 2-1, memastikan tiket ke final dengan agregat 3-1. Fabian Ruiz dan Achraf Hakimi menjadi pahlawan kemenangan PSG. Meskipun Arsenal sempat memperkecil ketertinggalan melalui gol Bukayo Saka, PSG tetap tenang dan berhasil mengamankan kemenangan. Final Liga Champions menanti, dan Prancis kembali mengirimkan wakilnya.

Pertemuan antara PSG dan Inter Milan akan menjadi pengingat bagi para penggemar sepak bola Eropa. Terakhir kali tim Prancis dan Italia bertemu di final Liga Champions adalah pada musim 1992/93 di Munchen. Saat itu, Marseille mengalahkan AC Milan di Olympiastadion. Gol tunggal dari Basile Boli sudah cukup untuk membawa Marseille meraih gelar juara. Namun, kemenangan tersebut ternoda oleh skandal yang mencoreng sejarah mereka. Meskipun gelar juara mereka tidak dicabut, Marseille dilarang tampil di kompetisi Eropa dan terdegradasi karena pengaturan skor di liga domestik. Kini, PSG datang dengan harapan baru, berupaya menghapus bayang-bayang masa lalu.

PSG: Dari Paris Menuju Puncak

Sejak awal musim, PSG memiliki satu tujuan utama: menjadi yang terbaik di Eropa. Dengan Luis Enrique sebagai pelatih dan skuad yang dipenuhi bintang, mereka melaju dengan meyakinkan, termasuk menyingkirkan Arsenal. Tidak ada kepanikan, hanya ketenangan. Gol Ousmane Dembele di Emirates menjadi pembuka jalan. Di leg kedua, Fabian Ruiz tampil gemilang, dan Hakimi menambah penderitaan bagi tim London. PSG bermain efektif dan efisien. Mereka kembali ke final setelah penantian empat tahun sejak edisi 2020, di mana mereka kalah dari Bayern Munchen di Lisbon. Kali ini, PSG datang dengan pengalaman dan kedewasaan. Munchen akan menjadi saksi perjalanan mereka.

Inter Milan: Kebangkitan di Tengah Mimpi

Sementara itu, Inter Milan melaju ke final dengan cerita yang dramatis. Mereka menyingkirkan Barcelona dengan agregat 7-6. Pertandingan dua leg tersebut menjadi salah satu semifinal paling mendebarkan dalam sejarah kompetisi. Inter tidak hanya tajam dalam menyerang, tetapi juga memiliki mental baja. Di bawah asuhan Simone Inzaghi, mereka menemukan keseimbangan. Kombinasi pengalaman dan semangat muda membuat Nerazzurri menjadi lawan yang sangat berbahaya. Setelah gagal di final 2023, Inter kini mengincar gelar keempat mereka di Liga Champions. Terakhir kali mereka juara adalah pada tahun 2010. Dengan kekuatan yang mereka miliki, Inter siap kembali mengukir nama mereka di trofi bergengsi.

Kota yang Menyimpan Kenangan

Munchen bukan hanya tempat berlangsungnya final. Kota ini menyimpan sejarah, luka, dan kejayaan sepak bola Eropa. Di sinilah Basile Boli mencetak gol bersejarah. Di sini pula Marco van Basten memainkan laga terakhirnya sebelum cedera mengakhiri kariernya. Sekarang, Allianz Arena bersolek menanti duel dua tim terbaik Eropa saat ini: PSG dan Inter. Sebuah pertemuan kembali dalam nuansa modern. Kali ini, bukan hanya sejarah yang dipertaruhkan, tetapi juga kehormatan sepak bola Prancis dan Italia. Tiga dekade telah berlalu sejak final yang mengubah wajah Liga Champions. Babak baru akan segera dimulai. Siapakah yang akan mengukir sejarah di Munchen, tim dari Paris atau dari Milano?

Ringkasan:

Final Liga Champions musim ini akan mempertemukan PSG dan Inter Milan di Munchen. PSG berhasil mengalahkan Arsenal, sementara Inter Milan menyingkirkan Barcelona. Pertandingan ini menjadi pengulangan sejarah, mengingat Munchen juga menjadi lokasi final antara Marseille dan AC Milan pada tahun 1993. PSG, dengan ambisi meraih gelar Eropa, akan menghadapi Inter Milan yang bertekad menambah koleksi gelar juara mereka. Pertandingan ini menjanjikan pertarungan sengit antara dua kekuatan sepak bola Eropa, dengan Munchen sebagai saksi bisu sejarah.